Minggu, 11 November 2012

Dakwah bil hal adalah....

  •    Publicity and sales promotion, yaitu sosialisasi dan penyebaran ide dan bentuk-bentuk persuasi stimultan yang dikenal dengan istilah dakwah bi al-hal (Drs. Z. Sukawi, M.A., Orientasi Perkembangan Ilmu dakwah dalam Perspektif Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Thesis Program Pasca Sarjana (S2), IAIN Sunan Kalijaga,1993,hlm. 6.)
  •   Dakwah bi al-hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap kebutuhan penerima dakwah . sehingga tindakan  nyata tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit untuk keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan rumah sakit. (Ilmu Dakwah halaman 178, Drs. Samsul Munir Amin, M.A. amzah,jakarta 2009)

  • Tema utama dakwah ke lapisan bawah adalah dakwah bi al-hal, yaitu dakwah yang diletakkan kepada perubahan dan perhatian kondisi material lapisan masyarakat miskin. Dengan perbaikan kondisi material itu diharapkan dapat mencegah kecenderungan ke arah kekufuran karena desakan ekonomi. (Ilmu Dakwah halaman 182, Drs. Samsul Munir Amin, M.A. amzah,jakarta 2009)

  • Bergaul dengan remaja. Dengan bergaul dan berinteraksi dengan para remaja inilah Maulana Malik Ibrahim akan lebih mudah dalam menyebarkan dakwahnya. Karena dengan begitu dapat mengerti karakter dari mad’u sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam menyampaikan ajaran islamnya. (ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal174)
  • Menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat secara luas, yaitu dengan cara  mewujudkan gamelan sekatan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran islam , merintis permainan-permainan anak yang berisikan ajaran islam, serta mengajarkan lagu-lagu jawa yang disisipi dengan ajaran islam (ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal176)
  • Mendirikan pusat-pusat atau pos-pos bantuan yang diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengaturan dan penyaluran bagi masyarakat yang membutuhkan. (ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal178)
  • Ketika gerakan dakwah lewat politik gagal, maka usaha dakwah dialihkan ke aksi yakni dakwah yang berorientasi pada penanganan masalah sosial seperti pengmbangan dan pemberdayaan yang dikenal dengan dakwah bil hal atau dakwah kultural. Dan dakwah inilah yang dianggap telah mampu menjembatani umat islam perkotaan dan islam tradisional. (ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal198)
  •  Melakukan pembinaan dan penkaderan intensif di rumah Arqam bin Abil Arqam, dalam, muhammad bin abdil wahab, mukhtasar siratir rasul-Nya, hlm. 61 (ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal50)
  • Terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Dalam berinteraksi dengan masyarakat tersebut beliau menciptakan gending-gending atautembang-tembang Jawa yang sarat dengan misi pendidikan dan dakwah islam, seperti Simon, Dandang gulo, pangkur, dan lain-lain. Selain itu juga mengganti nama-nama hari naas menurut kepercayaan Hindu dan nama-nama dewa hindu dengan nama-nama malaikat dan nabi2 menurut islam.14 tamar djaya, pusaka indonesia-riwayat hidup.....,hlm 147(ilaihi, wahyu. Pengantar sejarah dakwah; wahyu ilahi, harjani hefni. Kencana, 2007 hal177)
  • dakwah bi al-hal. Dalam artian bahwa, lembaga tidak hanya berpusat di masjid-masjid, di forum-forum diskusi, pengajian, dan semacamnya. Dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan. Ia harus berada di bawah, di pemukiman kumuh, di rumah-rumah sakit, di teater-teater, di studio-studio film, musik, di kapal laut, kapal terbang, di pusat-pusat perdagangan, ketenagakerjaan, di pabrik-pabrik, di tempat-tempat gedung pencakar langit, di bank-bank, di pengadilan dan sebagainya.( Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) hal. 133
  • Dalam Munas Majelis Ulama Indonesia tahun 1985 dan dalam rakernya tahun 1987, telah mengambil keputusan tentang program dakwah bi al-hal. Salah satu rumusannya disebutkan bahwa tujuan dakwah bi al-hal antara lain  untuk meningkatkan harkat dan martabat umat, terutama kaum dhu’afa atau kaum berpenghasilan rendah. H.S. Prodjokusumo, "Dakwah bi al-Hal Sekilas Pandang", dalam, Tuntunan Tablig 1, Yogyakarta: Pustaka Suara Muhammadiyah, 1997. hal.221

  • Disini perlu ada beberapa langkah dan orientasi gerakan dakwah yang perlu dirumuskan ulang. Pertama, setiap gerakan dakwah perlu merumuskan orientasi yang lebih spesifik dalam memadukan dakwah bi al-lisan dengan bi al-hal bagi daerah atau masyarakat di pedesan. Hal itu diperlukan kekhususan potensi, masalah dan tantangan yang dihadapi tidak sama dengan penduduk dan daerah perkotaan. Kedua, setiap gerakan dakwah perlu merumuskan perencanaan dakwah yang muatan misinya tetap sesuai dengan ajaran Islam yang dipesankan al-Qur’an dan al-Sunnah, namun orientasi programnya perlu perlu berdasarkan data empirik dari potensi, masalah, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi masyarakat. Ketiga, berkaitan dengan bentuk dan jenis program. Program dan kegiatan dakwah bagi masyarakat pedesaan harus dirumuskan secara lebih bervariasi dan lebih kongkrit berdasarkan kebutuhan, permasalahan, dan tuntutan konkrit masyarakat dakwah setempat. Haedar Nasir, Islam dan Prilaku Umat diTengah Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka SM, 2002). Hal.83

1 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih ka :) membantu banget

Posting Komentar

 
;