Sabtu, 14 Desember 2013 0 komentar

Nah loo! niat main malah jd belajar, niat belajar malah jd main.



Sabtu, 14 desember 2013 kali ini tidak seperti sabtu sebelumnya karena mata kuliah kewirausahaan dilaksanakan di lapangan. Mata kuliah ini memang mata kuliah yang harapanku kelak tidak hanya membuatku bisa berwirausaha, tetapi juga bisa menjadikan diriku fasilitator dalam berwirausaha karena itu seharusnya yang dilakukan untuk mengembangkan masyarakat, sesuai prodi ini. Kami berangkat kurang lebih pada pukul 8 dengan menggunakan 2 bus. Yang menjadi lokasi tujuan adalah bantul, khususnya pandak, pajangan dan kasongan.
Rupanya bantul adalah lokasi yang sangat berseni dilihat dari tiga lokasi yang kami kunjungi karena ketiganya merupakan lokasi kerajinan. Di Pandak, kami mengunjungi Batik Topo HP, di Pajangan, kami mengunjungi desa wisata Krebet yang terkenal dengan kerajinan batik kayu serta terakhir kasongan, yang terkenal dengan seni gerabahnya kami mengunjungi pusat pelatihan gerabah dan finishing edotel. Berikut akan diuraikan satu persatu.
Batik Topo HP
Batik ini dimulai pada tahun 80-an, dimulai hanya dengan berjualan kain batik di pasar bringharjo lalu banyak yang berminat dan melalui promosi dari mulut ke mulut, batik topo mulai diminati banyak orang. Seperti pedagang lainnya, saat terjadi krisis moneter juga berdampak pada penjualan batik bapak topo ini. Selain itu saat terjadi permasalahan klaim batik milik malaysia juga sangat berdampak bagi pengembangan jualan batik ini. Namun bapak Topo tetap konsisten dan dapat bertahan hingga saat ini.
Terdiri dari kain batik cap, tulis, pakaian batik yang di produksi pada Batik Topo HP ini. Produksi nya juga dilakukan sendiri dengan lokasi produksi di kampung itu dan dengan mempekerjakan warga sekitar. Pada produksi kain batik cap, dimulai dari pemilihan kain putih yang kemudian dipotong-potong sesuai ukuran pemesanan ataupun ukuran normalnya,lalu di cap sesuai motif pemesanan, diwarna kainnya, di lepas lilinnya beberapa kali berulang-ulang sesuai warna yang diinginkan lalu dijemur dan siap di jual.
batik yang sedang di cap
batik tulis
toko batik Topo HP
Pemasaran Batik Topo HP ini sudah sampai Jepang, dengan pemesanan setiap tahunnya berupa serbet batik untuk sekolah, Irian dengan pesanan seragam batik yang motifnya beragam dan lainnya. Batik Topo HP ini tidak membuka cabang, namun memiliki link di berbagai kota dan siap untuk memesan ke Jogja. Model promosi yang paling diandalkan adalah dari mulut ke mulut. Meskipun tidak memiliki cabang, namun Batik Topo HP ini sudah merasa hampir kewalahan dengan adanya banyak pesanan yang ada.
Yang menjadi nilai tambah menurut penulis adalah Batik Topo HP ini juga membuat motif batik mereka sendiri terutama untuk batik cap yang sampai sekarang ada banyak dan hanya dapat di pesan pada toko batik ini.







Pada sebagian besar produsen batik, yang dikhawatirkan adalah limbah yang dihasilkan. Namun tidak untuk Batik Topo HP ini. Pada Batik Topo HP, limbah yang dihasilkan setelah diteliti, ternyata memang mengandung dua unsur yang cukup berat namun ketika dua unsur itu dicampurkan atau tercampur, malah akan menjadi netral (dua unsur itu adalah asam dan basa) yang tidak berbahaya. Sehingga limbah yang dihasilkan tidak menjadi kekhawatiran lagi.



Batik Kayu Sanggar Peni


Usaha Kerajinan ini dimulai sekitar tahun 1993 dengan modal nekat dan seadanya. Usaha kerajinan ini menjadi berkembang setelah terjadi krisis moneter. Pemesanan terbanyak adalah pemesanan dari Bali tetapi di Jogja juga dipasarkan terutama di daerah Pawirotaman, tepatnya art-shop Pawirotaman.
Mulanya hanya memproduksi wayang dan souvenir saja, namun kini berkembang hingga furniture dan peralatan Rumah tangga seperti kursi kayu yang dibatik, lampu yang dibatik, nampan dan lainnya.
 Model Pemasaran Toko ini adalah melalui televisi, pameran, kunjungan toko serta media-media lainnya. Meski begitu, pemasaran masih diutamakan untuk lokal saja untuk melakukan ekspor sudah dilakukan tetapi hampir semua produsen seperti toko ini masih melalui jalur aman yakni melalui kerjasama dengan eksportir (agen khusus).
Proses pembuatan (produksi)
Dengan pemilihan kayu khusus baik diperoleh di Jogja ataupun luar kota dengan jenis kayu sengon, pule, kembang dan lainnya. Dipilih, dipotong pipih lalu dijemur. Setelah itu dipotong atau dipahat lagi sesuai pemesanan lalu di amplas agar halus teksturnya.






Kemudian diberi motif dengan malam sesuai dengan pesanan,  pewarnaan, lalu pepberian malam lagi berulang-ulang sesuai warna yang diinginkan atau pesanan.
Proses selanjutnya adalah pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan di jemur atau direbus atau di oven.

Bila sudah kering dan selesai, maka pesanan kerajinan ini siap untuk dikemas dengan dibawa ke tempat ‘paking& stok’ atau langsung dibawa ke show room.


pesanan yang sedang dipacking


edOTEL Pusat Pelatihan Gerabah dan Finishing
Pada kunjungan terakhir adalah pada lokasi ini. Lokasi ini bukanlah sebuah toko seperti dua tempat sebelumnya. Pada tempat terakhir ini hanyalah memaparkan bagaimana proses pembuatan gerabah. Meski juga memaparkan tentang pemasaran tetapi  lebih ke secara umum untuk pemasaran di Kasongan (seluruh pedagang/pengrajin).
Sedikit dipaparkan jika pemasaran gerabah itu mulanya di Kasongan karena ada orang Solo yang peduli dengan perajin Kasongan. Lalu mendapati ide untuk membuat kerajinan gerabah dengan bahan tanah campuran dari tanah kasongan dan Godean. Dan berkembang hingga saat ini.
Produksi gerabah dapat dilakukan dengan tiga macam yakni cap, tematik serta bebas.



Rabu, 04 Desember 2013 0 komentar

Ayo ke Eropaa!

Bertepatan dengan difabel day international, diadakan seminar dan talk show film 99 cahaya di langit eropa di MP UIN Sunan Kalijaga. Beasiswa yang di presentasikan banyak.. ada erasmus mundus, dari italy dan prancis...semakin termotivasi untuk ke Eropa!!
Setelah itu, jeda sholat lalu talkshow 99CDLE film yang sangat indah..
ini potret yang ada pada seminar dan talk show film 99 cahaya di langit eropa..

 
para narasumber peraih beasiswa
fatin yang baru saja tiba

menanti pembiara lainnya ( hanum s. rais dan rangga)

sedang berbincang-bincang

sambil melihat gambarnya yang ada di layar

sedang melihat cuplikan film kanan-tengah (fatin-hanum s. rais)

para narasumber


ramainya para penggemar fattin yang berbondong-bondong mendekati panggung

kepadatan yang mengisi Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga

Selasa, 03 Desember 2013 0 komentar

'yang paling istimewa'

Minggu, 24 November 2013 0 komentar

Indonesia Top Secret membongkar Konflik Poso Operasi Investigasi dan Penindakan Pelaku Kekeraan di Sulawesi Tengah




Judul                 : Indonesia Top Secret  membongkar Konflik Poso Operasi Investigasi dan Penindakan Pelaku Kekeraan di Sulawesi Tengah
Oleh                  : Drs. M. Tito Karnavian, MA. dkk
Penerbit            : Gramedia Jakarta
Tahun terbit      : 2008
No. ISBN         : 978-979-22-3763-4
Tebal buku        : 4cm
Ukuran              :16x24cm
Jumlah Halaman: xxxiv dan 552 halaman
Cover depan belakang tebal

Isi Buku:
Buku ini berisi tentang konflik yang terjadi di poso dari sudut pandang satgas yang menangani langsung konflik di poso. Di ceritakan dari awal mula, kajadian penanganan hingga keadaan agak tenang. Bagi saya yang tidak terlalu mengikuti perkembangan konflik poso, buku ini sangat tepat karena setiap cerita diberi penjelasan dan pengantar yang jelas. Sehingga yang mulanya tidak tahu mengapa konflik poso terjadi bahkan dimana letak poso itu sendiri saya menjadi tahu.
Memang benar jika perbedaan identitas menyebabkan beberapa konflik. Bukti nyata yang terjadi adalah konflik poso ini. Konflik ini dimulai dari mutilasi yang terjadi pada 3 siswi SMU Kristen oleh sekelompok laki-laki muslim karena pernah terjadi pembantaian umat Muslim di masa lalu oleh warga Nasrani. Tiga tubuh siswi itu ditemukan tanpa kepala dan kemudian kepalanya ditemukan secara bergantian di tempat yang berbeda dengan disertai surat. Konflik demi konflik terus terjadi antara kelompok Muslim dan Kristiani hingga adanya Perjanjian Malino keadaan menjadi tenang beberapa saat. Namun bukan konflik yang kemudian terjadi, melainkan terror terus terjadi di Poso. Kejadian ini membuat warga poso tidak percaya dengan aparat pemerintah bahkan sampai menganggap jika semua itu adalah “kerjaan orang berseragam”. Meski seperti itu, Satgas yang dibuat khusus terus berjalan untuk kedamaian Poso. Penyelidikan demi penyelidikan berjalan hingga beberapa kasus terungkap. Dalam berjalannya penyelidikan itu nyawa anggota Satgas pun turut menjadi taruhan.
Buku ini sangat tepat untuk dipelajari mulai dari orang awam yang sama sekali tidak tahu konflik poso, hingga orang yang paham sekalipun ataupun orang yang mengalami konflik poso ini. Bagi orang awam, buku ini mengantarkan untuk menjadi paham akan suatu konflik dan langkah-langkah apa yang kemudian dilakukan saat terjadi konflik, begitu juga terror sehingga dapat menambah nilai kewaspadaan. Bagi orang yang sudah faham akan menjadi semakin faham karena ada beberapa hal yang hanya diungkap oleh satgas saja. Bagi yang mengalami konflik Poso (warga Poso) buku ini akan menjadi catatan masa lalu yang penuh dengan keringat darah, ketakutan, buku nostalgia yang dapat diceritakan pada anak-cucu.
Kelebihan:
Buku ini ditulis sesuai pengalaman penulis yang mana penulis adalah tim yang menangani langsung konflik yang ada di poso. Buku ini terasa seperti dongeng yang nyata dikemas sebagai buku formal ditambah pemilihan kata yang digunakan penulis tidak terlalu muluk serta adanya daftar istilah di halaman belakang buku sehingga mudah dicerna dan dipahami. Buku ini ditulis secara kronologis dengan menyertakan waktu seperti tanggal, bulan tahun, jam serta lokasi kejadian. Menceritakan secara rinci apa-apa saja yang dilakukan saat menangani pelaku ataupun saat pelaku melakukan operasi. Buku ini juga dilengkapi dengan banyak foto mulai dari foto wilayah poso, tempat kejadian perkara, pelaku, korban, keadaan yang diakibatkan, reka kejadian, barang bukti dan keterangan lainnya yang merupakan data-data pembongkaran kasus yang dilakukan Satgas dari setiap proses penyelidikan.
Kelemahan:
Dari nilai plus yang ada, buku ini pun memiliki beberapa kekurangan seperti tidak terlalu gamblang atau masih ada perihal yang ditutupi karena adanya kode etik profesi yang tidak boleh menyebarkan seluruh informasi begitu saja. Meskipun telah disertai dengan daftar istilah di bagian belakang buku, masih ada beberapa kata yang sulit dipahami orang awam dan mungkin hanya dipahami oleh orang kepolisian atau yang fokus dalam bidangnya.
 
;