Rabu, 25 Januari 2012

Dakwah Bil Lisan Semakin Mudah

oleh: Hanifah Hikmawati

Dakwah memiliki arti “mengajak pada kebajikan”. Tentunya manusia lah yang mengajak pada kebajikan serta yang diajak menuju kebajikan. Dalam menjadikan manusia menjadi baik tersebut tentunya ada sebuah prroses yang memiliki beberapa metode. Metode-metode tersebut adalah dakwah bil hal, dakwah bil lisan,
Di sini, saya akan memaparkan tentang metode dakwah bil lisan. Dakwah bil lisan adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh karakteristik bicara seseorang da’i atau Mubaligh pada waktu aktivitas dakwah[1]. Dalam buku lain, dakwah bil lisan diartikan sebagai tata cara pengutaraan dan penyampaian dakwah dimana berdakwah lebih berorientasi pada berceramah, pidato, tatap muka dan sebagainya[2]
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah bil lisan adalah metode dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i dengan menggunakan lisannya pada saat aktivitas dakwah melalui bicara yang biasanya dilakukkan dengan ceramah, pidato, khutbah, dan lain lain.
Pada tahap awal kebudayaan manusia kegiatan membaca dan menulis belum ada. Maka dari itu, dakwah dilakukan dengan metode dakwah bil lisan. Mereka mengajarkan dan menjelaskan pada masyarakat tentang prinsip-prinsip kebenaran. Lalu hal-hal yang telah diajarkan tersebut diamalkan dan disampaikan pula pada generasi-generasi berikutnya sebagai tradisi hingga suatu ketika karena suatu hal tertentu, maka prinsip-prinsip tersebut terlupakan sehingga tidak dilanjutkan.
Seiring perkembangan zaman, metode dakwah semakin banyak dan semakin beragam apalagi disertai dengan munculnya alat-alat elektronik. Namun hal tersebut tidak membuat dakwah bil lisan berhenti karena setiap manusia pasti dikaruniai lisan oleh Allah SWT. Beberapa hal yang termasuk dakwah bil lisan:[3]
1.      Qaulan ma’rufan
Yaitu dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai misi agama, yaitu agama Allah, agama Islam, seperti menyebarluaskan salam, mengawali pekerjaan dengan membaca basmalah, mengakhiri pekerjaan dengan membaca hamdalah, dan sebagainya.

2.      Mudzakarah
Yaitu mengingatkan orang lain jika berbuat salah, baik dalam beribadah maupun dalam perbuatan.
3.      Nasehatuddin
Yaitu memberi nasehat kepada orang yang sedang dilanda masalah kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik, seperti bimbingan penyuluhan agama yang kini sudah berkembang di radio-radio dan sebagainya.
4.      Majelis Ta’lim
Seperti pembahasan bab-bab dengan mengunakan buku atau kitab dan disertai dengan dialog tanya jawab.
5.      Penyajian Umum
Yaitu menyaji materi dakwah di depan umum. Seperti ceramah atau khutbah, isi dari materi dakwah tidak terlalu banyak, tetapi menarik perhatian pengunjung. Cara seperti ini termasuk cara yang efektif dan efisien untuk dilakukan bagi seorang da’i.
6.      Mujadalah
Argumentasi yaitu dakwah dilakukan dengan cara berdebat disertai alasan-alasan, diakhiri dengan kesepakatan bersama dan menarik suatu kesimpulan.
Dakwah bil lisan dapat dilakukan dengan banyak hal, bahkan dari hal kecil seperti mengucap salam, membaca basmallah dan lainnya. Sebenarnya dakwah bil lisan itu mudah dengan demikian diharapkan para umat muslim dapat mengaplikasikan dakwah bil lisan sebagai bagian dari kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari dan lebih senang untuk berdakwah kepada semua orang.


[1]Asmuni Syukir, Dasar-Dasar dan Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,1983), hlm. 104.
[2]Husein segaf, Pedoman Pembinaan Dakwah Bil Hal, (Jakarta: Ditjen Bimas urusan Haji, 1988), hlm. 8.
[3]Mohjamal dalam artikel onlinenya Metode Dakwah, 21 Februari 2010 dengan alamat http://zonta.blogdetik.com/2010/02/21/metode-dakwah/ diakses pada 7.12.11

0 komentar:

Posting Komentar

 
;