Rabu, 25 Januari 2012

snmptn "semoga diterima yaa.."

    Hari ini bukanlah hari bahagia. tidak ada kabar gembira.
Aku adalah seorang pelajar SMA di salah satu kota di Indonesia. 16 Mei lalu adalah hari bahagia untukku dan teman-teman sekolahku.
Setelah itu, hari bahagia lainnya tidak menghampiriku. Bahkan sama sekali tidak lewat atau menyapaku.
   Satu bulan aku menanti kabar dari tes SNMPTN diakhir Juni 2011. Setelah sabar dan lelah menunggu, awan mendunglah yang menghampiriku. Hari itu tidak menjadi hari bahagia untukku dan sebagian kecil temanku.
Mulai hari itu, aku optimis, tapi tidak mengoptimalkan ikhtiarku (itu yang aku kecawakan) untuk mencari perguruan tinngi negeri lainnya. Keluar kota. Menghabiskan banyak uang dan banyak waktu.
   Kegagalan yang pertama masih menghantuiku. Semakin lama, kadar optimis diriku semakin menipis dan kadar pesimis melambung ke angkasa. Tentu saja optimis itu dikalahkan oleh pesimis.
   Ditambah tiap kali aku bertemu-teman-teman yang diterima PTN melalui SNMPTN, hatiku semakin ciut, pesimis, terasing. Tapi disisi lain diriku, aku berusaha untuk menyuport diri untuk tetap optimis, optimis dan optimis. Aku buang rasa pesimis itu dengan melakukan hal positif bersama teman-teman. Mencoba ide-ide baru, membuat waktu yang terbuang dan akan terbuang semakin bermanfaat untuk orang lain. berbagi pengalaman lewat tulisan, menggambar, outbond, dan lainnya.
   Tapi pertanyaan itu terus muncul "Sudah diterima di perguruan tinggi mana??" terutama dari orangtua salah seorang temanku. aku begitu tertusuk ketika orangtuanya menanyakan itu padaku. meskipun beliau tetap mengakhirinya dengan kata "wah, pasti diterima kok!" dengan nada agak lembut tapi raut wajah yang cuek atau kadang berkata "semoga diterima ya". Tidak hanya terluka. Hatiku tercabik-cabik (tapi nggak sampai hancur).
Jika orang lain bertanya, aku masih memakluminya karena statusku sekarang adalah alumni dan pertanyaan itu memang wajar untuk dipertanyakan oleh sebagian orang.
   Tetap saja kegagalan itu gentayangan di otakku.
mungkin aku salah meminta dan berdo'a pada Alloh SWT. Mungkin itulah kunci kesalahanku. tapi aku masih akan terus menanti hari gembira itu. barangkali tahun 2012. aamiin.
   Tapi sedikit yang membuatku menjadi bahagia adalah, do'a ku untuk teman-temanku terkabul. meskipun jika dilogika, kemungkinan besar itu terjadi karena usahanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;