Rabu, 25 Januari 2012

Ibu Pengertian=Keluarga Harmonis

Keluarga yang harmonis adalah dambaan semua orang. Dalam sebuah keluarga setiap anggotanya  pasti memiliki masalah karena Tuhan menciptakan manusia untuk memecahkan teka-tekiNya. Dalam memecahkan masalah tersebut manusia tidak dapat mengerjakannya seorang diri. Ia membutuhkan orang lain, minimal seorang manusia yang  berfungsi sebagai orang yang memecahkan masalah ataupun contoh tauladan bagi manusia yang bermasalah  dalam memecahkan masalahnya. Dengan adanya manusia lain tersebut masalah yang dihadapi oleh manusia yang bermasalah minimal akan berkurang namun bisa juga terpecahkan. Masalah tidak dapat langsung diselesaikan karena membutuhkan proses. Ibarat  manusia adalah lubang pengalir air hujan yang tersumbat. Jika lubang tidak tersumbat, air akan melewatinya dengan lancar. Namun ketika lubang  itu tersumbat oleh sampah atau benda lainnya, air tidak akan dapat melewati lubang yang mengakibatkan banjir. Untuk menghilangkan sampah ataupun benda yang menyumbat lubang itu tentunya diperlukan pihak lain seperti manusia agar lubang dapat berfungsi lagi dengan baik.
Dalam sebuah keluarga yang rata-rata terdiri atas ayah, ibu, anak, ketiganya merupakan sebuah kesatuan yang saling mendukung dan berkaitan. Seperti analogi diatas, ketika seorang anak memiliki masalah, tempat yang paling dekat dan awal dari sebuah media sosialisasi adalah sebuah keluarga. Karena kegiatan anak hanyalah sekolah, bermain dan berkumpul dengan keluarga. Berkumpul dengan keluarga adalah waktu yang paling banyak diperoleh anak. Sehingga ketika seorang anak memiliki masalah, tempat yang sangat banyak waktunya adalah dalam keluarga. Disana anak dibantu oleh seorang ibu ataupun ayah yang paling sering dijumpai semasa hidupnya. Apabila dalam sebuah keluarga tersebut jarang brtemu atau bertatap muka, rasa percaya anak pada keluarga pun semakin tipis. Ia justru merasa aman dan nyaman  berada diluar lingkungan keluarga karena itu tampak menyenangkan keakrabannya.
Sosok ibu menjadi penting dalam kasus serperti ini karena ikatan batin yang kuat terhadap anak. Tentunya ibu harus memperhatikan anaknya lebih dibandingkan pekerjaannya yang lain karena anak adalah investasi masa depan. Jika ibu tidak dekat dengan anak dan anak tidak mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang ibu, ia akan mencari tempat paling nyaman menurutnya. Karena hal itulah maka kasus seperti anak jarang pulang ke rumah hanya untuk bermain di rumah teman, bermain game sepanjang waktu hingga kabur dari rumah sangat sering terjadi. Bahkan ketika anak memiliki masalah ia cenderung mengungkapkan pada kawannya terlebih dahulu dibanding dengan sang ibu. Sehingga sosok ibu menjadi kurang penting, bahkan tidak penting bagi anak. Padahal ibulah yang melahirkannya, merawat, menafkahi, memberikan segalanya.
Pada zaman yang modern seperti ini, ibu cenderung berlomba-lomba menjadi wanita karir dan menyerahkan anak pada pembantu. Padahal pembantunya tersebut memiliki anak yang perlu di urus dan semua menjadi kacau. Ibu yang baik akan memperhatiikan anaknya dengan sangat, mengajaknya bercerita dan berusaha mencari jalan agar dapat memperoleh informasi anaknya dengan cara yang baik, benar dan menyenangkan. Sehingga selain anak yang dimengerti, ibupun akan dimengerti oleh anak dan keluarga pun akan harmonis, tidak mengenal kata “broken home” dan jangan salahkan anak jika ia menjadi sangat nakal atau brutal. Renungkanlah jika hal tersebut terjadi. Penyebab utamanya adalah kurangnya perhatian keluarga dengan cara dari hati ke hati yang akan menimbulkan sikap saling mengerti. Mengertilah, maka kau akan dimengerti seperti pepatah barang siapa menanam kebajikan maka ia akan menuai kebajikan pula.
Oleh: Hanifah Hikmawati, pengamat keluarga, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

 
;